Ujian kenaikan kelas sering kali menjadi momen yang menegangkan, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi orang tua. Tekanan untuk mendapatkan nilai bagus, ketakutan akan tidak naik kelas, hingga beban tugas menumpuk, bisa membuat anak merasa stres dan kewalahan. Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan—bukan sekadar menyuruh anak belajar, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung secara mental, emosional, dan akademis.
Lantas, apa saja yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak menghadapi ujian kenaikan kelas dengan lebih tenang dan percaya diri? Simak tips lengkapnya berikut ini!
baca juga: jasa les privat
1. Ciptakan Suasana Belajar yang Nyaman di Rumah
Anak membutuhkan ruang belajar yang tenang, terang, dan bebas dari gangguan untuk bisa fokus. Pastikan anak memiliki tempat belajar yang kondusif di rumah—hindari menempatkan anak di ruangan yang dekat dengan televisi, dapur, atau area lalu-lalang.
Bantu juga mengatur waktu belajar anak agar konsisten. Tidak perlu belajar seharian penuh; cukup buat jadwal rutin yang seimbang antara belajar, istirahat, dan bermain agar anak tidak merasa tertekan.
2. Dukung dengan Peralatan dan Sumber Belajar yang Memadai
Pastikan anak memiliki akses ke buku pelajaran, catatan, alat tulis, dan sumber belajar lain seperti video pembelajaran, latihan soal, atau aplikasi edukatif. Jika perlu, berinvestasilah pada les privat atau bimbingan belajar yang dapat memberikan perhatian khusus sesuai kebutuhan anak.
Les privat menjadi solusi efektif bagi anak yang mengalami kesulitan di pelajaran tertentu karena bisa langsung bertanya dan belajar secara personal bersama tutor yang berpengalaman.
3. Bangun Komunikasi yang Terbuka dan Positif
Saat anak mengalami kesulitan dalam belajar atau merasa tidak percaya diri menjelang ujian, mereka perlu tahu bahwa orang tuanya adalah tempat yang aman untuk bercerita. Hindari memarahi atau menyalahkan anak karena nilai yang belum maksimal. Alih-alih menambah tekanan, bantu anak menyusun strategi belajar yang lebih baik.
Berikan motivasi dan semangat secara berkala. Kalimat sederhana seperti "Ibu percaya kamu bisa," atau "Ayah bangga dengan usaha kamu," punya dampak besar untuk membangun rasa percaya diri anak.
baca juga: biaya les privat jakarta
4. Ajak Anak Belajar Secara Menyenangkan
Belajar tidak harus selalu serius dan membosankan. Sesekali, ajak anak mengulang pelajaran lewat kuis kecil, permainan edukatif, atau menonton video pembelajaran interaktif. Cara ini membuat anak merasa bahwa belajar bisa menyenangkan, bukan tekanan.
Kegiatan belajar yang menyenangkan juga lebih mudah dicerna dan diingat oleh otak anak. Jadi, hasilnya akan lebih maksimal saat ujian tiba.
5. Perhatikan Asupan Gizi dan Kesehatan Fisik
Anak yang sehat akan lebih mudah berkonsentrasi dan menyerap pelajaran. Pastikan anak cukup tidur (idealnya 8 jam sehari), mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan tetap berolahraga ringan agar tubuh tetap bugar.
Hindari membiarkan anak belajar terlalu malam atau begadang—karena ini bisa menurunkan daya ingat dan menyebabkan kelelahan saat ujian berlangsung.
6. Beri Anak Waktu Istirahat yang Cukup
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan orang tua adalah memaksa anak untuk terus belajar tanpa henti menjelang ujian. Padahal, otak juga butuh istirahat. Beri jeda waktu untuk anak melakukan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik, menggambar, atau sekadar jalan-jalan santai di sore hari.
Istirahat yang cukup akan mengurangi risiko stres dan membuat otak lebih siap untuk menyerap informasi saat sesi belajar berikutnya.
7. Dampingi, Bukan Mengambil Alih
Sebagai orang tua, penting untuk tidak terlalu mencampuri atau mengambil alih tanggung jawab belajar anak. Dampingi anak saat belajar, bantu ketika diminta, dan berikan panduan—tetapi biarkan mereka menyelesaikan tugas dan latihan sendiri.
Cara ini akan melatih kemandirian dan rasa tanggung jawab anak terhadap proses belajarnya.
8. Evaluasi Belajar dengan Cara yang Positif
Daripada fokus pada hasil ujian saja, ajak anak untuk mengevaluasi proses belajarnya. Tanyakan hal-hal seperti:
-
“Materi apa yang masih sulit dimengerti?”
-
“Bagian mana yang perlu diulang?”
-
“Apa yang bisa kita perbaiki dari cara belajarnya kemarin?”
Pendekatan ini membuat anak lebih reflektif dan tidak hanya terpaku pada nilai semata.
9. Siapkan Mental Anak Menghadapi Hasil
Hasil ujian tidak selalu sesuai harapan. Tapi penting untuk menanamkan kepada anak bahwa nilai bukan satu-satunya tolak ukur kesuksesan. Tekankan bahwa yang terpenting adalah proses, usaha, dan keberanian untuk belajar dari kesalahan.
Tunjukkan sikap positif terhadap kegagalan, dan ajak anak untuk bangkit dan memperbaiki jika hasil belum maksimal.
10. Pertimbangkan Bantuan Profesional Jika Dibutuhkan
Jika anak mengalami kesulitan belajar yang cukup berat, kehilangan semangat belajar, atau menunjukkan tanda stres berlebih menjelang ujian, jangan ragu untuk meminta bantuan dari tenaga profesional, seperti psikolog anak atau konselor pendidikan.
Atau kamu juga bisa mempertimbangkan program les privat dari LatisPrivat.com, yang menawarkan solusi belajar personal, fleksibel, dan dipandu tutor berpengalaman.